MENGENAL SOSOK PAHLAWAN INDONESIA R.A KARTINI






Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang lebih di kenal dengan RA Kartini  merupakan pahlawan nasional negara republik Indonesia. Ia lahir di Jepara , Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1897 dan wafat pada tanggal 17 September 1904 di Rembang , Jawa Tengah . RA Kartini wafat pada usia yang cukup terbilang muda yaitu 25 Tahun. 

Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan oleh karena itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng) di depan namanya. Namun ketika sudah menikah gelar kebangsawanan nya berubah menjadi Raden Ayu menurut tradisi jawa.


Kartini di paksa menjadi istri ke-4 K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Dan akhirnya pada tanggal 23 November 1903 Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario  Singgih Djojo Adhiningrat  yang menjabat sebagai Bupati Rembang. Pernikahan nya dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat di karunia seorang anak laki-laki yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat


RA Kartini adalah wanita yang gigih. Ia gigih dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Kartini juga di kenal sebagai wanita yang mempelopori kesetaraan derajat antara wanita dan pria di Indonesia.


Mengenai riwayat pendidikan RA Kartini, Ayahnya yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningra dan ibu nya yang bernama M. A. Ngasirah menyekolahkan anaknya di ELS (Europese Lagere School). Disinilah ia kemudian belajar Bahasa Belanda dan juga bersekolah disana hingga ia berusia 12 tahun. Sebab saat itu menurut kebiasaan ketika itu, anak perempuan harus tinggal dirumah untuk 'dipingit'


Cita-cita luhur R.A Kartini yaitu ia ingin melihat perempuan pribumi bisa menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. 


Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang yaitu makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan juga Keindahan, peri kemanusiaan dan Nasionalisme. Inilah yang menjadi keistimewaaan RA Kartini.


Kartini juga menyinggung tentang agama, misalnya ia mempertanyakan mengapa laki-laki bisa berpoligami. Dan mengapa kitab suci itu harus di baca dan di hafal tanpa perlu kewajiban guna memahami nya. 


Sosok kartini juga tidak pernah lepas dari sebuah karya yang berjudul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang. Habis Gelap Terbitlah Terang adalah buku kumpulan surat yang ditulis oleh Kartini. Kumpulan surat tersebut dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht. Setelah Kartini wafat, J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2024

Selamat Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79

Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H